Sejarah Desa Pasir Malati (Pasirmalati)

16.40 0 Comments

Desa Pasirmalati awal mulanya adalah bahagian desa Balida kecamatan Dawuan kabupaten Majalengka.
Sejarah singkat desa Pasirmalati sebagai berikut :

Pada abad ke-18 masehi akibat terjadinya pengejaran pemerintahaan Belanda terhadap kerajaan Mataram, maka Prabu Mayageni beserta istrinya dari kerajaan Matraram melarikan diri menuju ke sebelah barat dan singgah di suatu tempat yaitu di tengah hutan yang sampai sekarang tempat itu diberinama Cijurey (asal kata pelarian).

Prabu Mayageni dan Prameswari lalu melanjutkan perjalanannya menuju ke sebelah utara, yang kebetulan waktu itu sang Prameswari sedang hamiil tua, maka di daerah itulah sang istri melahirkan seorang bayi laki-laki dan sampai saat ini tempat tersebut diberi nama Borojol (desa Sukaratu, kabupaten Sumedang).

Selanjutnya pada waktu itu, sang Raja beserta istrinya kedatangan patihnya yang bernama Yudhipati, dan kebetulan sama-sama melarikan diri dari kerajaan Mataram. Maka pada waktu itulah Raja memberikan tugas kepada Patihnya untuk membawa dan membersihkan bali anak laki-lakinya itu, ke tempat atau wilayah untuk membersihkan bali tersebut diberi nama (Pangumbahan), yaitu desa Pakubeureum kecamatan Kertajati kabupaten Majalengka.

Setelah itu, dikarenakan persembunyiannya tercium oleh pemerintahan Belanda, maka Raja beserta istri dan patihnya melanjutkan perjalanannya dan singgah di suatu tempat, di hutan belantara tetapi tempat tersebut sangat disukai oleh Raja dan istrinya beserta patih  yang membawa bali anak laki-lakinya, sampai sekarang tempat yang disukai  tersebut diberinama desa Sukawana, kecamatan Kertajati, kabupaten Majalengka.

Selanjutnya, Raja beserta istri dan patihnya menuju ke sebelah timur kali Cimanuk, yang pada saat itu kali Cimanuk lebarnya hanya 10 meter saja. maka di situlah raja dan istrinya singgah di suatu tempat yang diberi nama Pasir dab selanjutnya berhubung Raja, istri dan anaknya akan mencari tempat persembunyian, maka raja memberi tugas kepada patihnya untuk menunggui bali jangan sampai hilagn sebelum raja kembali dari tempat persembunyiannya.

Menurut alur cerita bahwa, Raja sampai waktu 20 hari lamanya tak kunjung juga datang, maka sehubungan patihnya sudah lama menunggu bali tersebut, dan perbekalan sudah tidak ada, sehingga dia pun kelaparan. Maka, sambil memegang bali tersebut patih berkata dalam bahasa Sunda "Gusti, mugi ulah janten bendu galih ieu bali di teda ku kaula, margi kaula teh lapar", maka terjadilah Balida asal dari kata Bali di Teda atau Bali dimakan lahirnya kejadian tersebut adalah pada hari Senin, tanggal 11 Juli 1821 Masehi.

Sepulangnya dari persembunyian, Raja beserta istrinya langsung bertanya kepada patihnya tentang bali yang ditunggui, ternyata balinya dimakan oleh patihnya tersebut. maka Raja sangat marah dan mengeluarkan kata-kata kutukan kepada patihnya tersebut, maka serta merta pada waktu itu juga patihnya mendadak menjadi macan putih, yang diberi nama Bambu Hitam (Bitung Gulung)/Buyut Pasirmalati, kemudian diberi nama Mas Yudipati baliwinata yang artinya Patih yang memakan bali keturunan Raja.

Kemudian pada tahuan 1827 Masehi, kedatangan tamu dari Mataram bernama Santijem, atau Buyut Santri. Selanjutnya pada tahun 1829 Masehi, datanglah tamu dari Cirebon, Nyi Rangdakasih atau buyut Rangda, dan menyusul pada rahun 1838 Masehi, datanglah tamu dari kasepuhan Cirebon, yaitu Embah Kartawijaya, yang lebih dikenal dengan nama Raksa desa Kisade. Dan kepala desa yang pertama di desa Balida adalah Raden 'Saenudin" atau yang lebih dikenal dengan nama Jaya Laksana.

Kemudian pada tahun 1982, pada saat kuwu A. Suganda sedang menjabat di desa Balida, baru terjadi pemekaran desa Pasirmalati. sesuai dengan aspirasi masyarakat Pasirmalati yaitu blok Pasir dan blok Malati mereka menghendaki supaya Pasirmalati menjadi desa terpisah dari desa Balida. Maka, hasil musyawarah antar tokoh masyarakat Pasirmalati dan Balida beserta pihak Kecamatan, maka di usulkan kepada Bupati Majalengka, dan oleh Bupati pun di setujui/diijinkan. Maka terjadilah pemekaran desa Pasirmalati pada tahun 1982. Dengan Kuwu / Kepala desa pertama bernama : Bpk. H. Moh. Musa yang berasal daro desa Leuwikidang yang istrinya berasal dari desa Pasirmalati, beliau menjabat sebagai kepala desa selama 10 tahun. Kemudian Bpk. Basar, selama 8 tahun. Lalu pada tahun 2001 yang menjadi kepala desa adalah Bpk. Udin Badrudin sampai tahun 2013. Dan yang menjabat menjadi kepala desa dari tahun 2013 sampai sekarang adalah Bpk. Ijen.

Itulah sejarah rumit dan panjang desa Pasirmalati. terimakasih.

0 komentar: